Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga
yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang
tidur. akan tetapi sob nyamuk memiliki fakta yang luar biasa dan
mengagumkan. Nyamuk yang kita kenal sehari-sehari ternyata memiliki
keunikan yang jarang atau bahkan kita tidak tau. Mau kenal lebih dekat
dengan nyamuk? yuk kita bahas!
Anggapan
banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah
sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan
yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk
kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya
hidup dengan memakan “nectar”, yakni cairan manis yang disekresikan
oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk
betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah
mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.
Proses Perkembangan Nyamuk
Proses
perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di
bawah ini uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva
mungil melalui sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada
akhirnya menjadi nyamuk dewasa.
Nyamuk
betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat
tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak
berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini
menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan
reseptornya yang sangat peka yang terletak pada perutnya. Setelah
menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya.
Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur
hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk
meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah
sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur.
Telur-telur
yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap,
dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi
untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga
maupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah
warna, menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada, hal ini
berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa.
Larva-larva
ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada
tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa telur, larva maupun nyamuk betina
bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses
kimia yang mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan
perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil pula jika sistem yang kompleks
ini terjadi dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah nyamuk telah
diciptakan secara lengkap beserta dengan sistem perkembangbiakannya
sejak pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha Sempurna ini adalah
Allah.
fase larva
Ketika periode inkubasi
telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur mereka
dalam waktu yang hampir bersamaan. Larva (jentik nyamuk) yang makan
terus-menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit
pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak
memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahwa
mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh
ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami
dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka
sebagai larva.
Jentik
nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat
pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh
mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut
menyebabkan bakteri dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke
dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang
posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa
udara yang mirip dengan “snorkel” (pipa saluran pernapasan) yang biasa
digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang
kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat
berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini
tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah agar
dapat bernapas dengan mudah.
Fase Pupa
Pada
tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap
ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan
mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong
terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari
kepompongnya.
Selama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk
menghadapi tantangan yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang
dapat menyumbat saluran pernapasan. Hal ini dikarenakan lubang
pernapasannya, yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas
permukaan air, akan segera ditutup. Jadi sejak penutupan ini, dan
seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi
melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak
mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum
pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan
kepompong). Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa
dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan
seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen
dan matanya yang besar.
Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali
dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Resiko terbesar pada
tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas
kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang
berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru “lahir” ini dari
bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan
angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika
nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar
dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya
sekedar menyentuh permukaan air.